Berita

Transaksi GIIAS 2025 turun, Pakar sebut akibat daya beli tertekan

×

Transaksi GIIAS 2025 turun, Pakar sebut akibat daya beli tertekan

Sebarkan artikel ini


Jakarta (ANTARA) – Pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 mencatat kenaikan pengunjung mencapai 485.569 orang, melampaui capaian tahun sebelumnya sebesar 475.084, namun tidak berbanding lurus dengan transaksi pembelian kendaraan yang diprediksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menurun.

Saat dihubungi dari Jakarta, Rabu, Pengamat Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menilai kondisi ini disebabkan melemahnya daya beli kelas menengah di tengah tekanan ekonomi.

“Penurunan transaksi pembelian kendaraan kemungkinan besar disebabkan  melemahnya daya beli kelas menengah kita akibat kenaikan harga mobil kisaran Rp150-400 juta sebesar rata-rata 7 persen per tahun yang tidak selaras dengan pertumbuhan pendapatan riil hanya 4-5 persen,” kata dia.

Yannes mengatakan, kelas menengah memegang peranan vital dalam industri otomotif karena merupakan kelompok konsumen terbesar dan paling aktif dalam membeli kendaraan.

Baca juga: Honda bukukan pemesanan 1.908 kendaraan selama GIIAS 2025

Mereka menjadi target utama produsen dan perusahaan pembiayaan karena cenderung membeli mobil secara cicilan serta rutin mengganti kendaraan setiap beberapa tahun.

Ketergantungan mereka pada kredit membuat kelas ini sangat sensitif terhadap fluktuasi suku bunga dan inflasi, sehingga penurunan daya beli atau tekanan ekonomi langsung berdampak pada penjualan mobil nasional.

“Ditambah tekanan ekonomi seperti inflasi pangan 6,2 persen pada Juni 2025 dan kenaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate ke 5,75 persen yang mempersempit kemampuan kredit konsumen,” ujar Yannes.

Sementara itu, data penjualan menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Penjualan ritel kendaraan pada semester I 2025 tercatat turun 9,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Bahkan, penjualan grosir (wholesales) anjlok tajam sebesar 22,6 persen hanya dalam bulan Juni, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Meskipun Menteri Keuangan menyatakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,12 persen pada triwulan II-2025, Yannes menyebut dampak positifnya terhadap sektor otomotif diperkirakan baru akan terasa 12 hingga 13 bulan ke depan.

Baca juga: Daihatsu Rocky Hybrid dapat respons positif dari pengunjung GIIAS 2025

Artinya, dengan hanya beberapa bulan tersisa di tahun ini, pelaku industri otomotif masih harus menghadapi tantangan berat.

“Mengingat LCGC ICE menjadi penyumbang terbesar penjualan mobil, pemerintah perlu mempertimbangkan pemberian insentif terbatas khusus untuk mobil LCGC hingga akhir tahun 2025 sambil terus mengevaluasi respons pasar, mengingat penurunan penjualan LCGC sebesar 28,5 persen pada semester I-2025 dan anjloknya wholesales 49 persen pada Juni menunjukkan tekanan signifikan pada segmen ini,” Yannes menjelaskan.

Sebelumnya, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengungkap jumlah pengunjung GIIAS 2025 diperkirakan naik sekitar 6-7 persen dibanding tahun lalu. Namun, nilai transaksi termasuk pembelian mobil baru justru diprediksi turun akibat tekanan ekonomi yang masih berlangsung.

Hingga saat ini, Gaikindo belum mengumumkan angka pasti terkait total transaksi yang dihasilkan dari pameran tahunan tersebut.

Baca juga: Astra Financial raih transaksi hingga Rp2,4 triliun di GIIAS 2025

Baca juga: AHM bukukan penjualan 1.125 sepeda motor selama GIIAS 2025

Baca juga: Toyota pamerkan mobil-mobil laris selama GIIAS 2025

Pewarta:
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

liburan ke jepang bang opang ini pun terwujud berkat hujan wild mahjong waysberhasil untung 100juta dari mahjong wins mas anto semakin yakin pakai tombol gacorslot gacor