China (ANTARA) – Industri daur ulang baterai di China semakin aktif seiring meningkatnya jumlah baterai kendaraan listrik (EV) yang pensiun dan pengawasan regulasi yang lebih ketat.
Menurut data dari Qianzhan Industry Research Institute yang dilansir laman Car News China, Selasa (30/12), nilai pasar daur ulang baterai di China mencapai 558 miliar yuan (Rp1,3 kuadriliun). Sementara itu, material baterai yang didaur ulang menghasilkan 647 miliar yuan (Rp1,5 kuadriliun), menunjukkan skala besar sektor ini dalam rantai pasok EV.
Daur ulang baterai di China umumnya mengikuti dua jalur utama; pemanfaatan bertingkat (cascade utilization) yakni baterai pensiun digunakan kembali untuk aplikasi sekunder, dan daur ulang material, di mana logam dan bahan lainnya diekstraksi untuk digunakan kembali.
Baca juga: Riset AS dan China soroti penuaan dan regenerasi baterai EV bekas
Kedua jalur ini sesuai dengan tahap kehidupan baterai dan membentuk bagian dari rantai industri yang mencakup pengumpulan, pengolahan, dan penggunaan material di hilir.
Rantai nilai daur ulang baterai mencakup produsen baterai dan pemasok bahan baku di hulu, perusahaan daur ulang di tengah, serta produsen material di hilir.
Di hulu, terdapat perusahaan seperti CATL, BYD, Shanxi Coking, Yunnan Tin, kemudian posisi tengah (midstream), Huayou Cobalt, Ganfeng Lithium, New Energy Times, Haopeng Technology.
Baca juga: Pemerintah dinilai perlu susun regulasi “paspor” baterai EV
Sementara di hilir (downstream), fokus pada material baterai dan metalurgi serbuk, dengan perusahaan seperti Dangsheng Technology dan Heyuan Fuma aktif di segmen ini.
Hingga 2024, China memiliki 156 perusahaan yang tercatat sebagai berlisensi untuk melakukan pemanfaatan komprehensif baterai lithium-ion pensiun, dengan total kapasitas nominal 423,3 juta ton per tahun. Untuk baterai timbal-asam, 71 perusahaan berlisensi melaporkan total kapasitas terdaftar 1,47 miliar ton per tahun.
Dari sisi pendapatan, daur ulang baterai lithium menghasilkan sekitar 220 miliar yuan (Rp524,49 triliun) dari penjualan material daur ulang pada 2024. Penjualan timbal daur ulang mencapai 427 miliar yuan (sekitar Rp1 kuadriliun).
Baca juga: China berhasil daur ulang 99,6% material penting dari baterai EV bekas
Jika digabung, penjualan material baterai daur ulang mencapai sekitar 90 miliar dolar AS (Rp1,5 kuadriliun), terpisah dari nilai baterai bekas yang dikumpulkan.
Berdasarkan kapasitas yang diumumkan, Bangpu Recycling dan operasi daur ulang CATL masing-masing memegang sekitar 6,4 persen dari total kapasitas daur ulang baterai lithium yang diakui pada 2024.
GEM mengikuti dengan 5,9 persen, sedangkan Ganfeng Lithium dan Xien Recycling masing-masing sekitar 4,7 persen.
Secara regional, perusahaan daur ulang baterai terkonsentrasi di provinsi Jiangxi, Guangdong, Zhejiang, dan Anhui, di mana industri manufaktur baterai dan material sudah mapan.
Baca juga: ITB-Curtin gagas pentingnya desain baterai EV yang dukung daur ulang
Pada Februari 2025, Dewan Negara China menyetujui rencana aksi terkait sistem daur ulang baterai EV nasional. Rencana ini mencakup pengumpulan yang standar, pengawasan lebih ketat, dan peningkatan traceability (jejak bahan), sekaligus mengurangi aktivitas daur ulang informal dan mendorong operasi berbasis skala.
Qianzhan memproyeksikan bahwa nilai pasar daur ulang baterai China akan melebihi 1.000 miliar yuan (sekitar Rp2,38 kuadriliun) pada 2030.
Dalam periode yang sama, penjualan material baterai daur ulang diperkirakan akan melampaui 2.000 miliar yuan (sekitar Rp4,7 kuadriliun). Angka ini menunjukkan bahwa daur ulang baterai akan menjadi bagian penting dari industri EV China dan rantai pasok bahan baku hingga akhir dekade.
Baca juga: Toyota ubah sampah jadi listrik, daur ulang baterai jadi lebih bersih
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025









